Bulan Madu Di Pantai Pangandaran Saat Era New Normal

Bulan Madu Di Pantai Pangandaran Saat Era New Normal. Masa awal pernikahan adalah saat-saat yang berkesan bagi setiap pasangan, masa-masa dimana kita sebagai pasangan baru bisa saling mengenal lebih dalam lagi tentang kebiasaan masing-masing pasangan. Pun begitu dengan aku dan suami, tahun 2020 menjadi awal pernikahan kami, welcome to the world of married.

Setelah menikah salah satu hal yang kami rencanakan adalah pergi berbulan Madu atau Honeymoon, kami berencana main ke pangandaran, salah satu pantai yang dekat dengan rumah. Tapi saat kami minta ijin kepada orangtua untuk main ke pangandaran jawaban dari kedua belah pihak orangtua kompak, bahwa pengantin baru jangan dulu pergi-pergian jauh, masih wangi, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Buat aku sih ini cuma mitos, toh banyak para pengantin baru yang setelah akad nikah atau resepsi langsung cuss pergi berbulan madu. Tapi apapun alasannya kalau gak dapat ijin dari orangtua, ya apa boleh buat, kami mengurungkan rencana untuk bulan madu ke pangandaran. Dan sampai akhir masa cuti suami kami hanya main ke tempat dekat rumah saja.

Selepas menikah kami menjalani Long Distance Married, suami tinggal di bogor dan aku tetap di ciamis karna urusan pekerjaan. Kebayang kan ya pengantin baru harus hidup berjauhan, kalau kangen paling ya cuma bisa telpon untuk melepas kangen.

Tidak di duga tidak disangka di 2 bulan masa pernikahan kami terjadi kejadian luar biasa, yaitu datangnya pandemi si coronceu yang menyebabkan perubahan di semua lini kehidupan, tidak hanya diindonesia tapi juga di seluruh dunia.
Suami yang bekerja sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah swasta di bogor, seperti biasa pulang saat libur panjang semester. Kami pun sudah merencanakan untuk pergi berlibur saat suami di rumah.
Tetapi belum lama suami pulang ternyata sudah muncul peraturan baru seperti PSBB dan juga tempat-tempat wisata ditutup sementara untuk menghindari penyebaran virus covid-19.

Seperti yang kita semua ketahui, ternyata penyebaran virus ini memakan waktu yang tidak sebentar, selama hampir 4 bulan setiap daerah menerapkan lockdown lokal, PSBB, WFH serta penutupan tempat-tempat umum dan fasilitas public termasuk pantai pangandaran.

Hingga akhirnya pemerintah memberikan keputusan bahwa kita memasuki Era New Normal, masyarakat diperbolehkan beraktivitas kembali tetapi dengan tetap melaksanakan protokoler kesehatan.

Setelah beberapa tempat wisata dibuka kembali untuk umum, termasuk pantai pangandaran. Aku dan suami memutuskan untuk coba merealisasikan rencana yang sudah lama tertunda, yaitu bulan madu di pantai pangandaran.

Setelah mencari beberapa informasi mengenai prosedur mengunjungi pangandaran, akhirnya saat akhir pekan kami berangkat menggunakan sepeda motor menuju pangandaran.

Honeymoon Di Pantai Pangandaran di Era New Normal

Pangandaran sendiri memiliki banyak sekali objek wisata, ada lebih dari 20 tempat wisata di pangandaran. Jadi biar gak wasting time saat sampai disana, aku sudah membuat beberapa list tempat-tempat mana saja yang akan dikunjungi di pangandaran.

Jarak dari rumah menuju pantai pangandaran sekitar kurang lebih 2 jam perjalanan, biasanya kami berhenti untuk istirahat sebentar, ya lumayanlah kibas-kibas tangan dulu buat ngilangin pegel.

Ahh udah lama banget rasanya gak main ke daerah yang mempunyai Icon Ikan Marline sebagai maskotnya ini, dan tempat pertama yang aku pilih untuk dikunjungi adalah pantai karapyak.

1. Pantai Karapyak

Pantai karapyak berada di daerah Bagolo Kab. Pangandaran. Pantai karapyak ini punya karakteristik yang cukup unik, hampir disepanjang bibir pantai terdapat terumbu karang yang biasanya digunakan untuk memancing oleh para pengunjung.

Karena ombak yang cukup besar serta bentuk pantai yang agak curam di pantai karapyak ini tidak disarankan untuk berenang, hanya saja pengunjung tetap diperbolehkan untuk bermain air di tepi pantai.

Aku suka suasana di karapyak ini, banyak pohon-pohon rindang di sepanjang pantai, sehingga saat udara panas kita bisa berteduh diantara pohon-pohon sambil menikmati debur ombak. Saat ini sudah banyak disediakan fasilitas untuk berswafoto, salah satunya bangunan berbentuk perahu, rumah pohon, dan juga dermaga yang terbuat dari bambu.

Aku dan suami sempat berfoto pose Titanic ala-ala, anggap aja jack and Rose lagi liburan di pantai karapyaak.. hhee
Untuk harga tiket masuk pantai karapyak : Sepeda Motor Rp.12.500,- dan mobil Rp. 51.500,- ini sudah termasuk biaya parkir dan biaya kebersihan.

2. Menikmati Suasana Malam di Pantai Barat Pangandaran

Setelah puas menikmati keindahan pantai karapyak, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai pangandaran jarak dari pantai karapyak ke pantai pangandaran sekitar 20 menit perjalanan.

Untuk harga tiket masuk kawasan pantai pangandaran : Motor Rp. 13.500,- dan Mobil Rp.65.000,-

Kami tiba sesaat setelah adzan magrib berkumandang, dan kamipun menuju penginapan yang sudah dipesan sebelumnya. Istirahat sebentar, kamipun kemudian mencari udara segar , dan mataku tertuju pada mobil kerlap-kerlip yang memang disewakan untuk pengunjung.

Akhirnya kami berkeliling sambil menikmati suasana malam di sepanjang pantai barat pangandaran.
Untuk sewa sepeda dan juga mobil lampu kisaran harganya dari Rp. 20.000,- hingga Rp. 100,000,-

3. Menyambut Matahari Pagi di Pantai Timur Pangandaran

Ini peer berat banget buat aku karna biasanya aku susah banget bangun pagi, tapi demi menyambut matahari pagi aku berjuang agar bisa bangun pagi.

Dan perjuanganku ini tidak sia-sia, bisa melihat perahu nelayan yang berbaris rapih menyambut sinar surya yang hangat menyapa bumi merupakan pengalaman yang sangat mengesankan buat aku.

Untuk menikmati Sunrise atau matahari terbit, pastinya pantai timur pangandaran merupakan pilihan yang sangat tepat. Kita bisa memilih tempat duduk di sepanjang pantai, karena saat ini sudah disediakan banyak sekali fasilitas publik yang bebas digunakan oleh para pengunjung.

Hari itu mataharinya seolah malu-malu saat akan menampakan sinarnya, tapi itu tidak mengurangi keindahan dari suasana pagi pantai timur pangandaran.

4. Menyaksikan Nelayan Menjala Ikan

Ini adalah salah satu hal yang paling aku nantikan, aku penasaran banget sama proses nelayan saat menjala ikan. Setiap pagi dari mulai pukul 05.00 wib hingga sekitar pukul 09.00 wib kita bisa menyaksikan nelayan-nelayan yang sedang mengambil ikan dari laut.

pantai timur pangandaran

Ternyata setelah aku nonton langsung, aku baru tahu bagaimana nelayan-nelayan ini menjala ikan langsung di pantai, tanpa menggunakan kapal besar.

Jadi prosesnya :
1. Nelayan menyiapkan jala/jaring besar yang nantinya dibawa oleh 2 atau 3 perahu ke tengah laut
2. Jala tersebut dilemparkan ditengah lautan, nah jala tersebut sudah tersambung dengan tali tambang yang di simpan di tepi pantai. Tali tambang ini nantinya akan digunakan untuk menarik jala yang sudah di tebar di laut.
3. Perahu kembali lagi ke pantai
4. Nelayan yang sudah bersiap di tepi pantai kemudian bersama-sama menarik jala atau jaring ikan dari laut, gerakannya hampir sama dengan lomba tarik tambang, hanya saja ini dari satu sisi saja, lawannya ya jaring ikan yang ada dilaut tadi. Proses menarik jala ini sekitar 1/2 hingga 1 jam, tergantung dari berat dan tidaknya hasil tangkapan.
5. Setelah jaring atau jala berhasil sampai di tepi pantai, kemudian hasi tangkapannya langsung dipindahkan ke wadah yang besar untuk nantinya hasil tangkapannnya dipilah berdasarkan jenisnya.
6. Ikan-ikan yang sudah di pilah nantinya akan dijual secara langsung ke pengunjung yang berminat, atau untuk jenis ikan tertentu nantinya dijual ke pelelangan ikan.
Seneng banget lihat banyak jenis ikan yang tertangkap, ada beberapa yang aku sudah tahu nama-namanya tapi banyak juga ikan yang baru aku lihat pertama kali.

Ada udang, cumi, ubur-ubur, ikan layur, ikan kakap, dan beberapa jenis ikan yan aku gak hafal namanya.
Yang aku sayangkan dari hasil tangkapan ikan nelayan mungkin ada sekitar 40% sampah yang ikut terjaring, berarti di laut pangandaran sudah banyak sampah yang hanyut ke laut, pastinya ini akan mengganggu ekosistem kehidupan di laut.

Aku sendiri akhirnya membeli 1 kg Udang rebon dan juga cumi kecil, oleh-oleh untuk diolah nanti di rumah.

5. Berburu Kuliner Seafood

Pergi ke daerah pantai pastinya belum lengkap kalau belum menjajal kuliner khas pantai, apalagi kalau bukan seafood. Sepanjang jalanan pantai barat dan timur pangandaran banyak terdapat kedai-kedan dan rumah makan yang menyediakan seafood, kita bisa memilih rumah makan seafood yang mana yang akan kita coba.

Aku sendiri mencoba Cumi Asam Manis, dan juga udang. Sebenarnya untuk semua makanan laut aku lebih suka tanpa bumbu macem-macem hanya dikasih garam aja, tapi penasaran juga sama pilihan rasa lainnya.

6. Mengunjungi Kampung Turis Resto Pangandaran

Awalnya aku tahu tempat ini dari temanku Teh Dian di Jakarta, sumvvah aku ketinggalan informasi, baru tahu ada tempat sekece ini dipangandaran. Dan aku sempat salah duga, aku kira Kampung Turis ini adalah Camp untuk para turis asing saat berkunjung ke pangandaran, ternyata ini adalah Kampung Turis Resto.

Jadi salah satu kawasan di pamugaran pangandaran yang disulap menjadi cafe di tepi pantai dengan dekorasi cantik banget dan instagramable.

Sayang sekali aku tidak mencari informasi dulu tentang kampung turis ini, sehingga saat aku tiba di sana cafenya masih tutup. Ada beberapa karyawan yang sedang membereskan tempat duduk serta peralatan barbeque di area outdoor cafe.

Tapi meskipun masih tutup, banyak para pengunjung yang datang untuk sekedar mengambil foto disana, karena dekorasi cafenya yang menurut aku sangat menarik. Saat siang saja sudah cantik apalagi saat sore menjelang malam, melihat lampu-lampu kerlip pasti betah banget gak mau pulang.

kampung turis pantai pangandaran

Saat ada kesempatan kembali ke pangandaran aku pasti kembali ke kampung turis ini untuk menikmati kuliner dan suasana malamnya, cant wait for this.

7. Berburu Pakaian Pantai dan Accessories di Pasar Seni Pangandaran

Satu lagi hal yang paling aku suka data ke pangandaran adalah saat berburu baju pantai dan accessories pantai, aduh semua lucu-lucu pengen di borong rasanya. Pokoknya buat yang males bawa baju ganti banyak dari rumah, gak usah khawatir di pangandaran banyak banget penjaja kaos-kaos dan baju pantai cantik, tinggal pilih mana yang sesuai selera.

***

Liburan kali ini memang meninggalkan kesan yang cukup berbeda, karena kami liburan dengan menjalankan protokoler kesehatan. Para pengunjung 90% menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Dan juga untuk turis asing belum diperbolehkan memasuki area pangandaran.

Buat aku liburan perdana setelah pandemi benar-benar memberikan energy positif, setelah beberapa bulan bersabar di rumah mengikuti anjuran pemerintah, akhirnya kami bias merealisasikan rencana Bulan Madu yang tertunda.
Semoga pandemi ini bias segera berakhir, dan kita semua bias beraktifitas kembali dengan tenang dan nyaman.

Photo of author

Siti Mudrikah

Muslimah Traveler, Travel Enthusiast, Travel Blogger Wanna Be Tapi masih tergoda buat nulis curhat dan hal receh tentang hidup. Penulis di www.mudrikah.com.

8 thoughts on “Bulan Madu Di Pantai Pangandaran Saat Era New Normal”

  1. Turut berbahagia ya mba mude akhirnya bisa honeymoon sama suami ke pantai Pangandaran. Jujur aja aku belum pernah kesana dan sebenarnya pengen banget kesana. Semoga nanti setelah pandemi bisa kesana ama istri dan anak.

    Btw nginepnya dimana mba yang recomended? Biaar bisa lihat sunrise juga.

    Reply
  2. بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ

    Seneng banget liat Mude hanimuuun..
    Makan segitu masih langsyiing aja, Mude…

    Reply

Leave a comment