EAT Asia Pacific Food Forum 2017

Kebutuhan hidup setiap manusia di dunia ini tidak lepas dari pangan, sandang dan papan, atau makanan, pakaian dan juga tempat tinggal. Dan untuk kebutuhan pangan aku rasa semua makhluk hidup memerlukannya, baik itu hewan ataupun tumbuhan. Karena pentingnya makanan untuk makhluk hidup banyak pihak yang sangat perduli masalah makanan ini baik itu dari pemerintah, komunitas ataupun perorangan. Salah satu bentuk kepedulian pemerintah Indonesia terhadap issue pangan dunia adalah dengan mempelopori Forum Asia Pasifik untuk membahas tantangan-tantangan kesehatan, sistem pangan dan lingkungan hidup. 

Jakarta 26 oktober 2017, aku menghadiri acara Temu Blogger bersama Biro Komunikasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, sehubungan dengan acara EAT Asia Pacifik Food Forum 2017. Pemerintah Indonesia dan EAT Foundation berkolaborasi menyelenggarakan Asia Pacifik Food Forum yang akan dilaksanakan 30-31 oktober 2017 di Jakarta.

Forum ini menjadi forum pertama yang diadakan dikawasan regional Asia Pasifik dalam periode sepuluh tahun aksi PBB untuk nutrisi (2016-2025) Asia Pasific Food Forum ini adalah forum internasional yang mempertemukan semua stakeholder dibidang kesehatan, lingkungan hidup dan sistem pangan seperti pemerintah, akademisi/ilmuwan, politisi, pelaku bisnis yang berasal dari berbagai negara.

Dari Kemenkes sendiri akan mengangkat salahsatu topik yaitu Micro nutrient seperti mineral dan vitamin yang sangat penting bagi tubuh. 

Saat acara temu Blogger hadir Bpk. Acep Somantri, SIP, MBA, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kemenkes, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) SKM Bidang peningkatan Pelayanan Kemenkes, Ibu Diah Satyani Saminarsih,M,Sc dan juga Ibu Helianti Hilman Pendiri (CEO) Javara,  dan juga perwakilan dari EAT Foundation. 
Menurut Bpk. Acep salah satu fakta yang terjadi saat ini adalah pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, kanker dan penyakit tidak menular lainnya. Hal ini terjadi karena kebiasaan pola makan yang lebih cenderung para mengkonsumsi makanan instan dan mengandung pengawet, dan 60-71% penyebabnya memang karena kurangnya gizi pangan.

Karena permasalahan pangan ini juga menyebabkan tingginya angka kematian pada Ibu hamil, di negara maju angka kematian ibu hamil memang sudah mulai menurun tetapi di negara berkembang angka kematian masih tetap tinggi. Dan negara dikawasan asia pasifik merupakan negara terpadat didunia yang saat ini sedang fokus pada masalah pangan, dengan memperbaiki sektor pangan diharapkan kesehatan masyarakat juga bisa meningkat.

Ibu Helianti mengajak kita menggali rahasia warisan pangan Indonesia, fakta yang sangat penting bahwa di Indonesia tumbuh subur beberapa tumbuhan yang ternyata mempunyai kandungan gizi yang tinggi, seperti daun pegagan (cantella), krokot (purslane), kelor (moringa) dan genjer (yellow burrhead).

Tumbuhan ini banyak banget tumbuh dikebun-kebun secara liar, disawah-sawah dekat rumahku juga ada, tapi sayangnya aku gak tau kalau tumbuhan ini mengandung gizi yang bagus untuk tubuh. Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, juga mengandung protein yang bagus untuk tubuh.
Sekilas Tentang EAT Foundation
EAT Foundation yang diciptakan oleh Stordalen Foundation dan Stockholm Resilience Centre pada tahun 2013. Bersama dengan Wellcome Trust meluncurkan Yayasan EAT pada bulan Maret 2016. Tujuan Yayasan EAT adalah untuk mereformasi sistem pangan global dan memungkinkan kita memberi makan populasi global yang tumbuh dengan makanan sehat dari planet yang sehat. Ketiga organisasi tersebut akan menggunakan pengalaman unik mereka dalam bidang kesehatan, sains, kebijakan dan keberlanjutan untuk mengumpulkan para ahli dan pengambil keputusan yang dapat mengubah cara kita makan.

Tujuan dari EAT Asia Pasifik Food Forum ini adalah mempercepat aksi, mendukung kolaborasi ilmiah, memfasilitasi persebaran informasi terkait praktik baik yang telah berhasil dilaksanakan, serta merancang solusi untuk mengatasi tantangan krusial terkait sistem pangan di kawasan regional. Perubahan pola makan dengan mengkonsumsi makanan sehat diharapkan bisa menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan pangan.

Siti Mudrikah

Muslimah Traveler, Travel Enthusiast, Travel Blogger Wanna Be Tapi masih tergoda buat nulis curhat dan hal receh tentang hidup. Penulis di www.mudrikah.com.

Recent Posts

Strategi Micro-Influencer Lokal untuk Brand Home Services di Era Hybrid 2026

Perubahan perilaku konsumen pascapandemi membawa industri home services, seperti jasa kebersihan rumah, perawatan AC, laundry,…

6 days ago

5 Tren Dekorasi Musiman yang Selalu Meledak di Akhir Tahun dan Awal Liburan

Memasuki bulan Desember hingga awal tahun, permintaan dekorasi rumah meningkat drastis. Banyak orang ingin menciptakan…

2 weeks ago

Lotion dengan kandungan Actigym bisa bentuk tubuh ideal! BCSkin by B Clinic kenalkan Actigym ke Indonesia

Di era modern, banyak orang ingin memiliki bentuk tubuh ideal terutama perut kencang. Namun, rutinitas…

2 months ago

Kampung Berseri Astra Selamanik: Harapan Baru untuk Kampung Kita

Selama 6 Tahun mengabdi di desa tempatku tinggal, setelah cukup lama bekerja di ibukota, akhirnya…

2 months ago

Rak Gudang Besar Kitarack: Solusi Penyimpanan Kuat, Hemat Ruang, dan Tahan Lama

Halo, teman-teman! Sebagai pemilik bisnis atau sekadar seseorang yang peduli dengan kerapian, aku yakin kita…

4 months ago

Hati-hati Mata Kering! Jangan SePeLein, Tetesin INSTO Dry Eyes Sekarang!

Halo! Aku mau cerita sedikit tentang kehidupan sehari-hariku sebagai content creator. Mungkin kamu bisa relate…

7 months ago