Setiap orang pasti mengalami proses perubahan, baik itu dari segi fisik ataupun dari sikap dan perilaku. Saat ini usiaku sudah melebihi seperempat abad, alhamdulillah masih diberikan usia oleh sang maha pencipta. Beberapa hal kadang mengingatkan kita tentang masa kecil saat-saat dimana kita mengalami tumbuh kembang dan seolah tak sabar menjadi dewasa. Dulu saat kecil aku sering merasa heran dengan orang dewasa, banyak sekali hal yang tidak aku mengerti.
Contohnya saja saat kecil aku hobby sekali nonton film kartun, terutama hari minggu pokoknya bisa gak beranjak dari depan televisi dari pagi sampai siang. Dan aku lihat bapak, mamah, serta kakakku kok mereka kayaknya gak suka sama film kartun. Dalam pikirku aku gak habis pikir kok bisa sih mereka hidup tanpa nonton film kartun? Karna waktu itu aku masih ingat, pikiranku sederhana banget bahwa bahagia itu ya bisa nonton film kartun sepuasnya, film kartun apapun itu, dan pasti sampai dewasapun begitu.
Ternyata setelah aku menginjak masa SMA perlahan sboros, mulai berubah, aku mulai disibukkan dengan tugas-tugas sekolah, dan saat ada waktu luang teman-teman sering mengajakku pergi bermain bersama. Dan lambat-laun pun kebiasaanku nonton film kartun sedikit berkurang, meskipun sampai saat ini aku masih suka menyempatkan buat nonton film kartun saat libur. Dari contoh hal sederhana itu sekarang aku mengerti bahwa semuanya akan berubah seiring dengan berjalannya waktu, manusia diciptakan dengan kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya.
Dan sekarang aku mengerti kenapa bapak, mamah dan kakakku saat itu tidak mementingkan nonton kartun, karena memang ternyata tugas orang dewasa lebih banyak. Bapak harus ke sawah untuk mengurus padi, mamahku selain mengerjakan pekerjaan rumah beliau juga ikut membantu bapak di sawah, sedangkan kakakku waktu itu sudah SMA pasti banyak tugas dari sekolah yang harus dikerjakan.
Sewaktu SMA aku sudah ngekos karena sekolah yang aku inginkan lumayan jauh dari rumah, pulang kerumah biasanya seminggu sekali atau dua minggu sekali. Dari situ pola jajanku berubah yang tadinya diberi uang jajan harian, aku mulai belajar mengatur uang jajan yang dikasih perminggu. Awalnya aku kaget kok sekarang aku sering kehabisan uang jajan, padahal dulu sewaktu SD dan SMP uang jajanku selalu baik-baik saja? Ternyata karena sekarang aku tidak dirumah kebutuhan sehari-hari pun otomatis harus aku beli sendiri, dari makanan yang biasanya aku tinggal santap masakan mamah, sekarang harus beli sendiri dan ternyata aku baru sadar bahwa sayur, telor, dan ayam itu beda harga guys, harus diatur juga pola makannya, jangan beli yang mahal-mahal terus.
Selanjutnya peralatan mandi, perlengkapan mandi dan cuci yang tadinya tinggal pakai karena mamahku yang beli pasar sekarang harus aku beli sendiri juga. Karena aku tidak berasal dari keluarga yang berlebih jadi uang jajanpun terbatas. Aku mulai berpikiran untuk tidak meneruskan kuliah, ingin langsung kerja saja, biar cepet dapet uang biar gak nyusahin orangtua lagi. Dalam pikiranku sederhana sekali, kerja apapun yang penting kerja, setelah itu dapat gaji deh. Tapi sayangnya kehidupan nyata tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, mencari kerja tidak semudah membalikan telapak tangan, hidup ternyata keras.
Aku tidak menyangka aku bisa melangkah sejauh ini, bisa tinggal di ibukota bertemu dengan banyak orang, berbaur dengan berbagai macam suku budaya. Merasakan bekerja sebagai buruh pabrik, bekerja sambil kuliah, pernah merasakan diputus kontrak kerja, susahnya cari kerja, bisa merasakan kebahagiaan saat diterima kerja, mendapatkan penghasilan sendiri.
Saat ini aku sudah bekerja disalahsatu perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan, sebagai call center, alhamdulillah tidak harus berhadapan langsung dengan nasabah, karena Salah satu hal yang sampai saat ini jadi PR buat aku adalah berinteraksi dengan orang lain, rasanya aku tidak percaya diri kalau harus menjadi pusat perhatian didepan orang banyak. Di kantor sudah sekitar 3 Bulan terakhir diadakan sesi persentasi about my self tujuannnya agar sesama karyawan lebih saling mengenal. Dibulan pertama dan kedua aku aman, tidak terpilih untuk persentasi. Tapi yang namanya hidup kan berputar ya, begitu juga dengan jadwal persentasi tiba-tiba ada teman nunjuk aku buat tampil minggu depan. Mau tidak mau aku harus mempersiapkan segalanya dengan matang.
Udah kebayang deh bakalan mati gaya didepan, sebelum persentasi aku menggunakan New Vitalis Body Scent Blossom dengan wangi segar bunga-bunga semerbak iris, plum, rose yang menyegarkan dibalut vanilla dan musky yang elegan, membantuku agar lebih percaya diri dan membuat pikiranku lebih rileks. Aku juga membuat sugesti dalam pikiran aku bahwa all is well, semua akan baik-baik saja. Dan dengan segala kekurangan akhirnya aku bisa melewati semuanya dengan lancar, tidak setegang yang aku bayangkan ternyata.
Diluar semua jatuh bangun berjuang untuk belajar mandiri, merasakan kenyataan pahit bahwa realita kehidupan berbeda dengan apa yang aku pikirkan, tidak seindah sinetron Ftv yang pasti happy ending, aku menikmati semua proses ini, saat-saat dimana kita dituntut untuk terus belajar dan tidak cepat berpuas diri.
Jadi menurutku #Memesonaitu adalah saat kita bisa menikmati semua proses dalam hidup dengan cara bersyukur dengan apapun yang kita dapat dan selalu belajar menjadi lebih baik.
Aku memang tidak tahu besok akan seperti apa, tapi aku yakin dengan doa dan kerja keras apa yang kita kerjakan akan berbuah manis.