Saat berkunjung ke Jakarta tidak lengkap rasanya kalau kita tidak mengunjungi monas. Sebagai icon dari kota Jakarta monas selalu punya daya tarik tersendiri baik itu bagi warga Jakarta ataupun bagi para warga dari luar jakarta. Hampir setiap hari monas selalu dipadati oleh para pengunjung diantaranya rombongan siswa dari berbagai sekolah, komunitas-komunitas dan juga pengunjung perseorangan.
Salah satu yang tertarik untuk mengunjungi Monumen Nasional ini adalah temanku Desi, saat dia berkunjung ke jakarta langsung saja aku ajak keliling Monas, Maka minggu pagi itu kami janjian untuk pergi ke monas menggunakan transjakarta. Desi yang menginap dirumah saudaranya aku minta berangkat pagi-pagi agar tidak kesiangan sampai di monasnya. Singkat cerita sekitar setengah 9 pagi kami sudah sampai di area monas, dan bersiap mengantri menunggu kereta wara-wiri membawa kami ke area dalam monas.
Tidak perlu lama menunggu akhirnya kereta wara-wiri yang bertugas membawa pengunjungpun akhirnya tiba, dan segera membawa para pengunjung yang sudah mulai banyak mengantri.
Setelah sampai di pintu masuk monas kami menuruni anak tangga yang menuju ke loket antrian pembelian tiket. Aku sendiri sudah beberapa kali mengunjungi monas akan tetapi belum berhasil masuk ke area Puncak, seringnya karena datang terlalu siang dan malas mengantri karena antrian menuju Puncak sudah mengular.
Kali ini aku optimis bisa naik kepuncak, aku sama temen udah dateng pagi gak lama pintu masuk dibuka, tapi ternyata aku harus dibuat kecewa lagi karena tepat di depan loket tiket tertempel pengumuman bahwa area Puncak sedang direnovasi sehingga tidak dibuka untuk umum.
Nasibmu Mud, belum berjodoh naik ke Puncak.
Aku bilang pada temenku bahwa pelataran Puncak monas sedang direnovasi, jadi kita nanti hanya bisa sampai cawan monas saja, iya gak apa-apa kata temenku.
Museum Sejarah Nasional Indonesia
Salah satu bagian yang aku suka saat memasuki monas adalah ketika berjalan di lorong menuju museum sejarah nasional, aku membayangkan seperti berada di stasiun kereta bawah tanah, selalu keren bagiku. Sampailah kami di suatu ruangan yang luas, ini adalah ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, serta berada dikedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah.
Ruangan ini dapat menampung pengunjung hingga sekitar 500 orang, lumayan banyak ya. Ruangannya lumayan sejuk, cocok juga untuk beristirahat sejenak apabila lelah mengelilingi area monas.
Di museum sejarah nasional ini terdapat diorama-diorama yang menampilkan sejarah Indonesia dari mulai masa pra sejarah, masa kerajaan kuno, kemudian masa penjajahan pemerintah Hindia Belanda masa pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa pemerintahan Orde Baru.
Sejak pertama kali melihat diorama-diorama ini aku selalu kagum, potongan-potongan sejarah yang digambarkan dalam miniatur yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Saat pertama kesini aku agak bingung dengan urutan diorama, tapi setelah berkeliling aku mulai hafal urutannya.
Puas mengelilingi museum Sejarah Nasional, kamipun menuju ke pelataran cawan monas, di bagian dalam cawan kuta akan menemukan ruang kemerdekaan. Di ruang kemerdekaan inilah tersimpan naskah proklamasi yang asli, patung garuda dan juga peta Indonesia yang katanya semua itu dilapisi emas asli.
Meskipun sedikit kecewa karna tidak bisa sampai puncak, tapi kami senang bisa berkeliling monas dan melihat beberapa koleksi benda-beda bersejarah di Monas.
Selain Museum Sejarah Nasional Indonesia, di Jakarta juga banyak terdapat museum yang bisa kita kunjungi, seperti Museum Nasional, Museum Fatahillah, atau kita juga bisa lihat
Informasi Museum Jakarta di Blog Traveloka.
Karna bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah.
Teman-teman udah pernah berkunjung monas dan masuk ke museum sejarah nasional belum? Bagi yang belum yuk coba main kesana, dan dapatkan pengalaman belajar sejarah yang menarik di museum sejarah nasional Indonesia.
View Comments
Aku kira tadi museum sejarah nasional itu museum mana lagi, eh monas ^^ iya ya itu kepanjangan dari monas
Saya waktu main ke monas juga nggak dapet kesempatan sampai ke area puncak. Akhirnya cuma main2 di bawah hehe
Btw ruang kemerdekaan boleh difoto nggak sih mbak?
wah kangen banget udah lama kaga pergi ke sana, terakhir waktu uda lagi ke sini. tapi jadi cakeeeep yaaaaa sekarang heheheh
Aku belum dan pengen banget ke sana. Gak sampai puncak monas gak masalah sih yg penting liat sejarah2 yg tersimpan di sana. Emm ada hawa2 tertentu gak sih kalau di musium gitu?
Itu dia ada typo ya di caption Proklamasi. Jadi PROKLANIASI. Hmm harusnya lebih hati2 ya. Laporkan mba hehe agar diperbaiki
Salam jasmerah mba mudrikah.. saya juga entah kenapa dari kecil suka sekali dengan diorama sejarah karena seolah² dioramanya bisa bergerak dan menceritakan sejarah yang terjadi saat itu.
Saya juga belum pernah sampai puncak Monas mba.. cuma sampe cawan karena antrian naik puncak panjang banget
Wuaaaaah makasih teh, aku baru tau kalo di monas ada museumnya. Hahha
Inshaa Allah maret aku ke tangerang, nyambangi adekku yg lagi sekolah di sana. Kalau sempat, Inshaa Allah mau ngajak main ke monas. Doain ya teh, biar keturutan/kesampean, hehe
Ke Monas pas jaman kapan yaa...?
Kepingiiin banget masuk ruang dioramanya.
Tapi serem yaa, Mud?
Secara ruangannya di dalam bumi.
WKkekk...trus nyeritain sejarah pula...
bisa banyak belajar dari sana ya mbak, sekalian jalan-jalan. Kapan ya ke sana, belum pernah ini, semoga segera kesampaian, aamiin
Aku waktu ke Monas 2016 sialm, gak tahu ada Museum seputar arena sana. Jadi aku terjwbk dgn suasana monas doang. Shingga lupa untuk kepoin Museum nya.