Bijak Dalam Menyikapi Perlombaan

Akhir-akhir ini Timeline Medsosku sedang ramai-ramainya postingan tentang lomba, ada yang share tentang blog competition, Vlog competition juga banyak yang share tentang writing contest. Aku juga gak mau ketinggalan dong yah ikut berpartisipasi dalam lomba-lomba tersebut, terakhir aku coba peruntungan di blog competition Diary Hijaber, tapi gak terlalu berharap muluk-muluk yang penting join aja dulu.

Sekarang ini kriteria penilaian suatu lomba semakin beragam, ada yang tetap mengandalkan juri sebagai penentu pemenang, ada juga yang menggunakan polling sms untuk penentu suara kemenangan dan yang paling baru adalah menggunakan like di social media. Pasti temen-temen udah sering lihat acara-acara talent show atau pencarian bakat di televisi yang menggunakan social media sebagai penentu suara kemenangan.

Nah teman-teman mungkin ada juga yang pernah ikut lomba untuk mewakili sekolah, kampus atau mungkin tempat bekerja. Gimana tuh rasanya ada yang beda gak ikutan lomba yang Cuma bermodalkan nama sendiri sama lomba membawa nama baik sekolah atau kantor tempat bekerja, pastinya beda-lah ya.

Waktu SD aku sering ditunjuk buat ikut lomba mata pelajaran dari sekolah, berasa bangga gitu bisa ditunjuk sama guru buat ikut lomba. Pernah juga ikut lomba buat perwakilan dari kantor tempat bekerja, meskipun lombanya gak ngehits-ngehits amat, tapi Alhamdulillah rezeki mh gak akan tertukar dari lomba yang meskipun tidak diprioritaskan dan juga idak mendapat juara pertama aku bisa merasakan serunya perjalanan ke bunaken manado, alhamdilillah banget kan.

Tapi pernah gak sih teman-teman merasakan menjadi perwakilan untuk lomba tapi bukan hanya kita saja yang jadi perwakilan sekolah atau perusahaan tempat bekerja, jadi istilah gampangnya sekolah atau kantor kita ngirimin lebih dari satu perwakilan dalam kategori lomba yang sama. Dan ditambah kriteria penilaian lomba bukan menitikberatkan kualitas dari karya yang kita hasilkan, tapi mengutamakan hasil suara dukungan terbanyak dari masyarakat luar, yang notabene belum tentu mengerti tentang apa yang dihasilkan oleh para peserta.

Wah aku sih belum pernah kayaknya, jadi belum bisa 100% merasakan chemistrynya seperti apa. Kalau teman-teman ada di posisi seperti itu menurut kalian strategi paling jitu yang akan kira-kira seperti apa, apakah akan mementingkan diri sendiri dan hanya minta dukungan teman-teman sekolah atau kantor untuk dukung  diri sendiri atau saling mendukung untuk bersama-sama menghimpun suara demi kemenangan bersama??

Kalau pikiran hemat aku sih aku pilih optional kedua, kenapa pilih optional kedua, kenapa gak milih optional pertama aja dan gak usah perduliin si temen kita yang sekarang jadi saingan kita, kan jadinya kesempatan menang kita bisa lebih besar kalau kita dukungan mengalir pada tim kita. Alasannya karena, ahh aku mah apa tuh Cuma rakyat jelita yang Cuma bisa mengandalkan doa, sudah terlalu sering banget berharap suatu kemenangan yang ujung-ujungnya berakhir dengan sebel sama diri sendiri, ujung-ujungnya malas ikut lomba lagi karena phobia kalah.. *mintaditakolsamagayung*

Sebenarnya alasannya karena perhitungan logis, ini adalah lomba banyak-banyakan suara pendukung bukan lomba yang benar-benar mengandalkan kualitas karya kita. Dengan kita saling mendukung satu sama lain kita bisa menghasilkan suara yang pastinya secara hitungan angka lebih banyak dibanding hanya promosi diri sendiri.

Contoh : Sekolah RST mengirimkan perwakilan lomba kelompok A, B, C dengan kategori lomba yang sama dan si A, B, C ini berasal dari kelas yang berbeda. Nah kalau dari masing-masing A B C gak mau saling dukung ya suara yang di dapat si A cm dari kelas si A, si B cm dr kelas si B dan si C cm dari kelas si C.
Lain halnya kalau si A B C kerjasama suara yang dihasilkan bisa 3x lipat dong, ingat ini saingannya bukan Cuma si A B C aja lhoh, Sekolah XYZ, HIJ, dll juga pasti mengirimkan perwakilannya dengan strategi yang berbeda.
Aku pernah merasakan susahnya cari suara buat sekedar like n share postingan pas ikut blog competition Vitalis, meskipun disitu nilai like n share hanya sepersekian persen tapi lumayan buat nambah-nambah nilai. Dan aku nyerah karena gak enak minta tolong orang-orang yang tidak berkepentingan buat like-like tulisan aku.. hahahaa.. ini anaknya memang gak bisa banget suruh berjuang ya *selftoyor*
Jadi apa sih intinya tulisan ini?! Ngoceh-ngoceh gak jelas neng, toh kamu gda kepentingan sama sekali.
Tapi Pak ustadz tempat aku ngaji pernah bilang kalau kita mau tahu seperti apa diri kita, tanyalah pada orang yang tidak ada kepentingan dengan kita, agar apa yang disampaikannya itu lurus tanpa ada embel-embel modus didalamnya. Terserah sih mau pada setuju atau enggak.
Sebenarnya ini curhatan keresahanku menjadi tim hore di salah satu lomba, ahh tidak seperti yang aku bayangkan benar-benar terbalik 180o, dari kemarin diem-diem aja dan meskipun gak diem-diem aja belum tentu ada yang mau dengar. Sebenarnya sudah coba mengungkapkan pemikiran sendiri, tapi ternyata responnya mungkin lebih tepat instruksinya sudah ditetapkan “choose one”
Sebenarnya aku Cuma mau bilang kenapa kita gak saling dukung aja buat saling tukar dukungan, gak ada salahnya ko saling bantu. Beneran deh rezeki gak akan ketuker, alloh sudah mengatur semuanya, kalian ikut lombapun alloh yang mengatur. Kan kita juga gak tau itu yang ngitungin hasil suaranya pake metode apa, (bukan gak percaya sama tim penyelenggara acara) tapi semua kemungkinan pasti bisa terjadi.
Udah itu aja !!

Photo of author

Siti Mudrikah

Muslimah Traveler, Travel Enthusiast, Travel Blogger Wanna Be Tapi masih tergoda buat nulis curhat dan hal receh tentang hidup. Penulis di www.mudrikah.com.

Leave a comment