Aku sedikit cerita dulu ya tentang hal teraneh yang pernah aku pikirkan tentang pernikahan, pernah saat aku menyukai seorang laki-laki yang gak cuma sehari-dua hari, sebulan-dua bulan tapi ternyata setelah beberapa tahun tidak bertemu perasaan itu masih sama, sampai rasanya aku kehilangan akal sehat saat memikirkannya.
Ditengah-tengah perasaan itu berkecamuk, sampai sempat terfikir jika laki-laki itu bersedia menikah denganku, aku gak akan meminta apapun darinya, tak perlu ada barang-barag hantaran yang segambreng itu, tidak perlu ada pesta gak papah nikah di KUA aja, mas kawinpun gak usah neko-neko, masalah nanti keluargaku keberatan aku yang akan pasang badan buat jelasin ke mereka. Dan semua itu jauh sekali dari impian pernikahan yang selalu aku bayangkan. Tapi sayang cerita ini bukan cerita indah yang berakhir bahagia, cerita ini adalah tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan, dan harus berakhir dengan mengikhlaskan kita belum berjodoh.
Baca Juga : Mahar ?
Aku tidak akan mengatur jenis mahar nanti apakah harus berupa uang tunai, emas, rumah, tanah, atau seperangkat alat solat. Aku pribadi tidak akan menuntut sesuatu yang diluar batas kemampuan calon suami dan keluarga, ya kalau dia mampunya memberi uang tunai ya aku terima, kalau mau ditambahin emas boleh juga, barangkali mau ngasih mahar yang kekinian seperi lembaran saham syariah juga boleh, atau dari keluarga calon suami maksa mau ngasih rumah dan mobil, ya demi kesopanan pasti aku terima, masih aku tolak.
Aku juga berprasangka baik bahwa nanti siapapun yang menjadi calon suamiku pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk aku sebagai calon istrinya, dia pasti akan memberikan mahar yang pantas sebagai bukti keseriusannya. Dan kalaupun nilai itu tidak lah besar pasti itu bukan karna dia tidak menghargai calon istrinya tetapi pasti ada alasan yang kuat, dan aku yakin mahar ini bukanlah tolak ukur untuk mengetahui seberapa besar cinta dan kasih sayang seorang calon suami.
Baca Juga : Mahar
Aku tau setiap orang pasti punya pernikahan impian, itu hal yang wajar karna ini adalah momen berharga yang setiap orang pasti berharap hanya terjadi sekali seumur hidup dan untuk selamanya. Tapi jangan sampai karna alasan itu kita jadi melupakan hakikat dari pernikahan itu sendiri, jangan sampai karna masalah mahar yang tidak sesuai niat baik untuk menghalalkan hubungan jadi terhalang. Semoga bagi yang belum berkeluarga di beri kemudahan untuk segera membina keluarga, dan ayng sudah berkeluarga semoga diberikan kebahagiaan dalam rumahtangganya. Aamiin.
Curhatan aku cukup segini aja yaa, udah mulai baper nih ngomongin Mahar, takut bertambah mellow.