فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Pagi itu saat jam tangan menunjukan pukul 07.58 WIB aku tiba seperti biasa di halaman kantor desa langkapsari, tempat yang sudah satu tahun ini menjadi kantor kerjaku.
Agak sedikit berbeda pagi itu terlihat aktivitas yang lumayan padat, beberapa ibu-ibu berseragam baju olahraga terlihat sibuk menata aula desa.
Salah satu dari mereka kemudian menyapaku dengan hangat
“Neng”,
“Eh Teh, Jadwal Posyandu?”
“Bukan, giliran pemeriksaan Lansia”
Aku pun membalasnya dengan senyum sambil berpamitan menuju ruang kerja.
Ibu-ibu tadi adalah para kader Posyandu di desaku, yang ternyata sedang mengadakan kegiatan pemeriksaan pada kaum Lansia.
Aku kadang masih belum hafal jadwal para kader ini mengadakan kegiatan, yang aku tahu hanya kegiatan posyandu, itu pun jadwal pastinya gak tahu, tahu-tahu sudah hari H saja.
Menuju Desa Mandiri, Berawal dari Kesehatan Yang Mandiri
Desa tempatku tinggal bernama Desa Langkapsari, tepatnya berada di kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
Lokasi desaku lumayan jauh dari perkotaan, untuk menuju ke pusat kota ciamis dibutuhkan sekitar kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan motor atau mobil.
Kondisi Di desa Langkapsari ini tidak jauh berbeda dengan penampakan desa-desa pada umumnya. Saat memasuki desaku, pemandangan khas pedesaan akan mulai terlihat, yaitu hamparan sawah yang luas, pemukiman penduduk yang masih terbilang jarang dan juga jalanan desa yang lebih banyak berbatu dari pada menggunakan aspal.
Tidak heran apabila aktivitas utamanya atau mata pencaharian utamanya adalah Bertani. Ada juga sebagian kecil warga yang berdagang, bekerja menjadi guru atau kerja di dinas pemerintahan.
Mobilisasi kehidupan kami cenderung lambat, tidak seperti di kota besar yang hampir 24 jam kehidupannya berputar.
Dengan letak geografis kami yang masuk ke perbukitan, jalan-jalan pun agak sedikit extrem, apalagi di beberapa daerah tertentu pembangunan infrastruktur belum merata. Ini menjadi salah satu kendala kami saat melakukan aktivitas atau kegiatan.
Dengan segala keterbatasan tersebut tidak membuat warga masyarakat menjadi patah semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, bahkan kalau bisa setara dengan masyarakat yang berada diperkotaan.
Salah satu hal yang menjadi prioritas adalah masalah kesehatan. Selain pembangunan infrastruktur seperti jalan, dan fasilitas umum lainnya, Kesehatan menjadi point utama yang sedang menjadi sorotan untuk ditingkatkan dan diperbaiki.
Karena faktor ekonomi yang kurang maka sangat berpengaruh pada kesehatan warga, terutama bayi dan lansia.
Apabila ada yang sakit dan disarankan ke dokter maka akan banyak selorohan “Untuk makan aja gak ada Neng, apalagi harus ke dokter” Miris rasanya mendengar jawaban tersebut.
Kader Posyandu, Penggerak Kegiatan Kesehatan di Desa Langkapsari
Disini memang terdapat Bidan Desa yang bertugas, tetapi karena keterbatasan waktu dan tenaga, Bidan Desa tidak bisa selalu mengawasi warga di desa langkapsari.
Dan karena ini lah peran Kader Posyandu sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat, terlebih karena kader adalah bagian dari warga desa langkapsari itu sendiri, sehingga pastinya bisa lebih dekat dengan masyarakat.
Aku sempat ngobrol dengan beberapa kader tentang kegiatan para kader yang ternyata cukup banyak dan sering. “Semuanya ada 27 Orang satu desa, dan dibagi di 3 dusun”
Jawab Bu Nani saat aku tanya ada berapa jumlah kader posyandu di desa Langkapsari.
“Didesa kita ada 5 Posyandu, jadi setiap posyandu ada yang kebagian 5 ada juga yang 6 kader”
Menjadi Kader Posyandu bukanlah hal yang mudah dan menarik bagiku, dan kemungkinan bagi banyak orang lain di desaku juga begitu. Kader Posyandu ini bukanlah profesi yang menghasilkan profit, malah cenderung masuk pada kegiatan sosial.
Para kader ini bukanlah orang-orang yang ahli di bidang kesehatan, akan tetapi mereka belajar secara otodidak dari Bidan Desa dan juga Kantor Puskesmas.
Dari pihak puskesmas sering mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari para kader posyandu ini.
Kegiatan Pokok Kader Posyandu :
1. Petugas Posyandu, Berupa Penimbangan berat badan bayi hingga balita
2. Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi dan balita
3. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan
4. Pendataan Informasi Kesehatan Mayarakat
5. Pendataan Program KB
6. Pengecekan warga dengan gejala Penyakit Tidak Menular
7. Pemeriksaan Kaum Lansia
8. Pemantauan kondisi stunting
Sepertinya pekerjaanya tidak sulit ya, semua orang juga bisa. Tapi bagiku ini adalah hal yang lumayan berat. Tidak hanya mengorbankan tenaga, tetapi juga kader posyandu ini harus mengorbankan waktu serta pikiran untuk melakukan kegiatan-kegiatan Kader.
Selain tugas pokok diatas, kader posyandu juga sering diminta bantuan oleh masyarakat, yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
“Terkadang warga yang mau melahirkan pun minta bantuan kader untuk diantar ke bidan atau puskesmas” Ujar Bu Nani.
Sering juga para kader ini diminta untuk mengurus persyaratan Jaminan Persalinan, bagi warga yang kurang mampu.
Kadang aku berpikir, “kok mau sih ya ibu-ibu dan teteh-teteh ini meluangkan waktu menjadi seorang kader”.
Aku sangat yakin di rumah mereka masing-masing pasti punya pekerjaan utama yang harus dilaksanakan. Seperti mengurus rumah, memasak, mencuci pakaian, menjaga anak-anak. Tapi dari begitu banyak kegiatan rumah tangga ibu-ibu ini masih mau meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Peuperiheun nyumbang uang gak bisa, ya nyumbang-nyumbang tenaga atuh, yang penting bisa bantu masyarakat disini”
Itulah prinsip dari para kader, mereka berpikir “Kalau tidak bisa memberikan sumbangan materiil, mereka bisa memberikan sumbangan apa saja seperti tenaga dan waktu untuk membantu masyarakat sekitar”
Peran Kader Posyandu Desa Langkapsari Dalam Memutus Mata Rantai Pandemi Covid 19
Saat ini di seluruh belahan bumi, sedang berduka. Pandemi yang tidak hanya membuat orang-orang kehilangan orang yang mereka sayang , juga meluluhlantakan semua lini kehidupan di semua negara, masih belum berakhir.
Dan disinilah bukti pengabdian kader posyandu sedang diuji. Peran aktif para kader sansgat dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara memutus mata rantai covid-19.
Memang daerah Ciamis agak jauh dari Ibukota atau kota besar lainnya, tapi itu tidak menutup kemungkinan kami terkena virus corona ini.
Warga yang merantau dan melakukan perjalanan dari luar kota bisa saja menjadi carrier bagi penyebaran virus ini.
Maka bersama-sama dengan Pemerintah Desa, para kader ini bahu-membahu untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan Virus Corona.
Beberapa kegiatan yang Kader lakukan bersama Satgas Gugus Covid-19 :
- Sosialisasi bahaya Covid-19
- Cara pencegahan Covid-19
- Membiasakan warga mencuci tangan dan menggunakan masker
- Memberikan masker gratis kepada warga masyarakat
- Pendataan warga migrasi dari luar kota
- Pemantauan ODP
Tugas ini bukanlah tidak dengan resiko. Kita pasti sudah sering mendengar para tenaga medis yang terpapar virus corona bahkan ada yang hingga harus kehilangan nyawanya.
Apabila memikirkan resikonya, pasti semua orang memilih untuk tidak menerima tugas tersebut. Tetapi dengan sukarela kader posyandu di desaku menerima tugas ini, dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.
Semakin banyak aku paham mengenai tugas kader ini semakin aku merasa kagum pada mereka. Semangat Kartini masa kini nyata ada bersama para kader posyandu.
Menebar Kebaikan Adalah Tugas Kita Semua
Berbicara mengenai menebar kebaikan, Kebaikan ini bersifat universal. Kita bisa membantu orang-orang yang membutuhkan meskipun tidak berdekatan atau tidak pernah bertemu dengan mereka sama sekali.
Apalagi saat ini dengan kecanggihan teknologi perihal berbuat kebaikan menjadi semakin mudah, salah satu lembaga yang sampai saat ini concern terhadap penyebaran kebaikan adalah Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa adalah Lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa, dengan pendekatan budaya mealuli kegiatan filantropis ataukasih sayang dan wira usaha sosial profetik ( Prophetic socio-technopreneurship)
Dompet dhuafa menerima Zakat dan Wakaf serta penyalurannya, bagi fakir miskin dan warga yang membutuhkan.
Bagi teman-teman yang berkenan menyisihkan sebagian hartanya bisa mengaskses dompetdhuafa.org
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Klo ngeliat posyandu begini jadi teringat zaman msh KKN, sering banget aku dan kelompokku membantu kader2 posyandu kala itu.
Keren ya, kegiatan posyandunya. Pasti bisa bermanfaat bagi yang mengikuti kegiatan ini. Apalagi bagi para lansia.
Posyandu memang harusnya berpern penting krn lgsg dekat dgn masyarakat lokal. Di eropa sistem kesehatan smpe lokal bngt sprti posyandu ini ga ada loh, ga nyampe.
Masha Allah, namun benar sih berperan sekali kader posyandu apalagi jika didesa yang rata2 masih minim informasi ataupun aksesnya. Kaya Kak Joe, aku jg jadi inget masa2 kkn suka ikut di posbindu atau posyandu lansia dan memang kudu punya ketelatenan, aku banyak belajar 🙂
Kader Posyandu ini juga pahlawan kesehatan bagi orang orang disekitarnya. Tanpa pamrih menolong petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan.
Perjuangan mereka nyata dan bisa dirasakan sesama. Berbuat baik tak mesti harus dengan materi
Aku pernah ke Ciamis, bahkan Fathan dilahirkan di rsud Ciamis, kotanya memang tidak seramai tetangganya seperti Banjar dan Tasikmalaya tapi menyimpan banyak kenangan manis, semoga para kader posyandu di sana tidak lelah untuk selalu berbagi kebaikan
Aku pernah ke Ciamis, bahkan Fathan dilahirkan di rsud Ciamis, kotanya memang tidak seramai tetangganya seperti Banjar dan Tasikmalaya tapi menyimpan banyak kenangan manis, semoga para kader posyandu di sana tidak lelah untuk selalu berbagi kebaikan kepada masyarakat sekitar
Aku pernah ke Ciamis, bahkan Fathan dilahirkan di rsud Ciamis, kotanya memang tidak seramai tetangganya seperti Banjar dan Tasikmalaya tapi menyimpan banyak kenangan manis, semoga para kader posyandu di sana tidak lelah berbagi kebaikan
SAya sebagai penerima kebaikan posyandu dan kadernya, merasakan sekali manfaatnya. Imunisasi anak yang harusnya habis ratusan ribu, hanya 2000 rupiah per imunisasi. Tepatnya 1000 untuk menimbang dan 1000 untuk imunisasi. Rasanya tak habis rasa syukur karena pemerintah dan Dinkes memperhatikan kesehatan warganya.
Teras rumah tetangga saya tiap bulan dipakai untuk kegiatan posyandu. Para kader ini bahu-membahu mempersiapkan semua keperluannya, seperti memasang tenda, mengangkat dan mengatur kursi, dsb. Peran kader posyandu sangat signifikan dalam meneruskan pesan atau regulasi kesehatan dari kemenkes yang diturunkan ke puskesmas lalu diteruskan kepada kader posyandu agar disampaikan pada masyarakat.
Bener banget Kak, menebar kebaikan itu jadi tugas bersama. Harus bareng-bareng, harus gotong royong. Apa pun kebaikan yang dilakukan.
Bener banget ya tugas menebar kebaikan ini tanggung jawab kita semua, sebagai khalifah di muka bumi *tsahhh…
Setuju, menebar kebaikan itu tugas bersama. Menebar kebaikan tidak dilihat besar kecilnya, yang penting bisa bermanfaat bagi sesama
Mernurutku kader posyandu emang salah satu ujung tombak yang penting utk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan ya mbak, khususnya tentang KIA. Trusditambah lagi ttg edukasi Covid akhir2 ini. Namun semoga di areamu aman2 aja ya mbak aamiin
Salut sama Ibu-ibu kader Posyandu yang ramah dan suka sekali mengingatkan bagi para Ibu yang memiliki balita untuk hadir rutin ke Posyandu karena banyak sekali manfaatnya.
Aku dulu selalu happy karena pulang Posyandu banyak bawa makanan sehat. Jadi gaperlu masak, hehehe…