Haiii .. Assalamualaikum, gimana nih kabar puasanya? Semoga selalu lancar yaa. Kalau di daerah tempat tinggalku cuaca sedang panas-panasnya, saat malampun tetap saja terasa sangat panas. Dan ternyata gak Cuma di daerahku aja yang mengalami kenaikan suhu, banyak teman-teman dari daerah lainpun mengeluhkan hal yang sama.
Dari keterangan BMKG sendiri cuaca panas ini adalah karena Indonesia memasuki masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Kondisi ini makin diperparah oleh adanya efek Global Warming atau Pemanasan Global.
Global Warming adalah peristiwa peningkatan suhu pada atmosfer bumi yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca. Dan ini mungkin sudah menjadi rahasia umum, bahwa kita lah penyebab dari global warming tersebut.
Penyebab Global Warming
Penggunaan Bahan Bakar Bensin
Penggunaan bahan bakar bensin secara berlebihan bisa menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Bahan bakar bensin yang digunakan pada mobil dan motor misalnya.
Saat bensin digunakan sebagai bahan bakar, maka akan menimbulkan gas karbondioksida.
Gas karbondioksida ini pada akhirnya akan menangkap cahaya panas. Namun sayangnya, cahaya panas ini tidak bisa disalurkan ke luar angkasa. Pada akhirnya, cahaya panas hanya akan kembali ke bumi. Hingga berdampak buruk bagi polusi udara di bumi.
CFC Tidak Terkontrol
Penyebab terjadinya global warming berikutnya adalah CFC tidak terkontrol. CFC merupakan Cloro Four Carbon atau bahan kimia yang digabungkan menjadi alat rumah tangga. Peralatan ini memang bermanfaat untuk menunjang kehidupan, tetapi jika berlebihan juga tak direkomendasikan.
CFC biasanya terdapat pada kulkas dan AC. Penggunaan yang berlebihan dan tak sesuai aturan akan berdampak buruk bagi lingkungan, seperti pemanasan global.
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca juga bisa menjadi penyebab terjadinya global warming. Hal ini disebabkan karena efek panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap, utamanya terperangkap oleh gas-gas di lapisan atmosfer.
Akibatnya lagi, gas ini justru berhenti dan tidak dapat diteruskan ke luar angkasa. Hal ini kemudian membuat panas cahaya matahari dipantulkan kembali ke permukaan bumi.
Penebangan Hutan Secara Liar
Penebangan hutan sangat berpengaruh pada pemanasan global, hutan merupakan paru-paru dunia yang seharusnya dijaga. Hutan yang semakin sempit akan membuat cuaca semakin memburuk. Tanpa hutan, tak ada yang membantu mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Hal ini kemudian akan berdampak pada pernapasan yang semakin terganggu. Dampaknya, pencemaran udara akan terjadi.
Meskipun saat ini global warming sudah cukup mengkhawatirkan, tapi bukan berarti masalah ini tidak bisa diatasi.
Jadi hal-hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah Global Warming?
- Membatasi penggunaan kendaraan bermotor
- Kurangi Penggunaan AC
- Menggunakan Lampu Hemat Energi
- Melakukan Reboisasi atau penghijauan Hutan
Sebenarnya tanggung jawab siapa sih untuk mengatasi global warming ini? Jawabannya sudah pasti, tanggung jawab kita bersama.
Tapi beberapa dari kita seringkali abai dengan issue lingkungan seperti ini. Tetapi ada masyarakat dan beberapa komunitas dan yang masih tetap menjaga kearifan lokal untuk menjaga bumi.
Peran Masyarakat Adat dan Kominutas Lokal dalam Menjaga Bumi
Pada kamis 6 april kemarin aku berkesempatan mengikuti Online Gathering dengan tema “ Peran Masyarakat Adat dan Kominutas Lokal dalam Menjaga Bumi”
Awalnya aku merasa asing dengan istilah masyarakat adat, padahal ternyata masyarakat adat dekat sekali dengan kita, khusunya aku yang saat ini tinggal di daerah pedesaan.
Saat acara online gathering senang sekali bisa mendengarkan cerita dari Kak Rukka Sombolinngi, Sekjen dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) adalah organisasi kemasyarakatan independen dengan visi untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi semua Masyarakat Adat di Indonesia.
Masyarakat Adat sendiri bisa di definisikan sebagai sekelompok manusia yang oleh ikatan geneologis dan/atau territorial yang menyejarah, turun lintas generasi, memiliki identitas budaya yang sama dan memiliki ikatan batiniah yang kuat atas suatu ruang geografis tertentu sebagai rumah bersama yang dikuasai, dijaga dan dikelola secara turun temurun sebagai wilayah kehidupan dari leluhurnya.
Untuk daerah Jawa Barat ada 6 Kampung adat yang mungkin pernah kita dengar namanya :
- Kampung Naga di daerah Tasikmalaya
- Kampung Adat Ciptagelar di daerah Sukabumi
- Kampung Adat Cirendeu di daerah Cimahi
- Kampung Adat Kuta di daerah Ciamis
- Kampung Adat Pulo di daerah Garut
- Kampung Adat Urug di daerah Bogor
Diantara gempuran teknologi modern Masyarakat adat di kampung-kampung adat ini masih menjaga adat dan tradisi leluhur yang dipercaya sebagai penjaga bumi.
Beberapa tradisi yang ada di kampung adat adalah seperti : membangun rumah dari kayu, tidak menggunakan fasilitas listrik, tidak membangun rumah dari tembok, dan masih banyak tradisi lainnya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat adat setempat.
Dalam keprimitifannya mereka selalu hidup berdampingan dengan alam, untuk menjaga keberlangsungan alam sekitar.