Tahun 2020 mungkin menjadi tahun yang tidak terlupakan bagi hampir semua orang didunia ini, termasuk aku.
Bulan ke 3 setelah pernikahanku dengan suami, disambut masa-masa sulit karena toko suami di bogor harus tutup efek sepinya konsumen.
Tidak hanya itu saja pekerjaan sampingan suami sebagai guru honorer di salahsatu sekolah swasta juga mau tidak mau harus berhenti, karena sekolah diliburkan. Sedangkan gaji honorer dihitung dari jam mengajar.
Karena keadaan yang bukannya makin membaik tapi semakin menakutkan, terlebih dikota besar, akhirnya suami memutuskan untuk pulang kampung.
Kami sempat bingung mau usaha apa di kampung, lalu suami mencoba berjualan daging ayam keliling, tapi tidak bertahan lama karena pembeli juga sepi serta modal malah banyak tertahan diluar.
Akhirnya kami berdiskusi, bagaimana kalau sisa-sisa barang di toko bogor kita pindahkan semua ke ciamis dan mencoba buka jasa print serta berjualan ATK.
Kamipun mencoba mencari tempat usaha yang terjangkau, setelah beberapa kali keliling dan bertanya kami menemukan lokasi ruko yang harganya masuk di budget kami.
Singkat cerita kamipun bertemu dengan pemiliknya dan sudah sepakat untuk menyewa ruko tersebut selama 6 bulan kedepan. Mulailah aku dan suami menata ruko tersebut agar nyaman ditempati.
Namanya usaha kadang ramai kadang sepi danseringnya sepi banget, apalagi saat itu pandemi sedang gencar-gencarnya menyerang. Sekolah-sekolah dan kampus diliburkan, perkantoran juga menerapkan sistem WFO, sehingga kebutuhan masyarakat pada jasa print sangatlah minim.
6 bulan sudah sejak kami membuka toko mungil ini, namun neraca kami tidak pernah menghasilkan kenaikan yang signifikan. Sewa ruko harus segera di perbarui, listrikpun harus dibayar setiap bulannya.
Kamipun harus memutar otak lagi, mencari strategi bertahan dan berinovasi. Ide barupun muncul, bagaimana kalau kita pindah lokasi toko didepan rumah orangtua, dan menambahkan jasa fotocopy di toko kami.
Memang sih lokasinya di kampung, tapi karna toko fotocopy lainnya cukup jauh, kami optimis usaha ini akan berkembang.
Dengan berbekal modal seadanya kita coba buat bagian depan rumah orangtua menjadi toko, ya kami masih menumpang dengan orangtua, pengantin baru yang masih berjuang buat punya rumah sendiri.
Ternyata setelah dihitung-hitung, modal yang kami punya masih kurang untuk pengadaan mesin fotocopy dan printer. Lalu kami sepakat untuk mencoba mengajukan pinjaman ke BRI terdekat.
Setelah mengutarakan maksud kami pada petugas disana, kamipun dipersilakan menemui Pa Mantri. Dan inilah awalnya kami berkenalan dengan Pa Mantri Toto, lalu akhirnya kami diarahkan untuk mengajukan Kredit Usaha Rakyat, dan setelah kami pertimbangkan, KUR ini memang cocok kami yang baru akan merintis ulang usaha.
KUR BRI Pahlawan UMKM Untuk Mengembangkan Usaha
Kredit Usaha Mikro adalah Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan batas atas kredit hingga Rp 500 juta diberikan kepada usaha mikro, usaha kecil dan koperasi dengan bisnis produktif yang akan mendapat jaminan dari Perusahaan Penjamin.
Persyaratan Calon Debitur KUR Mikro BANK BRI
- Individu (perorangan) yang melakukan usaha produktif dan layak
- Telah melakukan usaha secara aktif minimal 6 bulan
- Tidak sedang menerima kredit dari perbankan kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, dan, Kartu Kredit
- Persyaratan administrasi : Identitas berupa KTP, Kartu Keluarga (KK), dan surat ijin usaha
Alhamdulillah prosesnya tidak lama dan tidak sulit, setelah berkas diterima, Pa Mantri pun datang untuk survey lokasi usaha. Selang beberapa hari kami diberi kabar bahwa pengujuan kredit kami disetujui.
Hari itu juga kami diminta datang ke bank untuk mengurus semua administrasi.
Dana yang kami terima, kami belanjakan Mesin fotocopy baru dan juga printer baru untuk mencetak foto. Alhamdulillah toko jasa fotocopy dan print ini berjalan sampai saat ini.
BRI Dorong UMKM dan Usaha Mikro Go Global
Di usianya yang sebentar lagi menginjak angka 128, BRI tidak main-main dalam mendukung geliat pelaku UMKM . Hal ini dibuktikan dengan kembali digelarnya UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR.
Acara ini bertujuan untuk menampilkan dan memfasilitasi business match produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Program yang sudah dimulai sejak dimulai pada tahun 2019 ini, berperan penting dalam memberdayakan dan mendukung UMKM di Indonesia untuk menjangkau pasar internasional.
Sebanyak 3.183 UMKM mendaftar melalui website brilianpreneur.com. Ini juga salah satu bentuk Digitalisasi BRI, untuk mempermudah aksen pelaku UMKM.
Setelah melalui proses kurasi yang matang, 500 pengusaha UMKM terpilih akan ditampilkan pada BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 7 hingga 10 Desember 2023 nanti.
Proses kurasi yang dilakukan, dapat meningkatkan rasa percaya diri para pengusaha UMKM saat berinteraksi dengan calon pembeli internasional.
Selain itu, hal ini memastikan bahwa produk memenuhi kontrol kualitas standar, menjadikannya kompetitif dan dapat dipasarkan di luar negeri.
Dengan program-program yang sudah dibuat oleh BRI untuk membantu pelaku UMKM, ini membuktikan BRI Untuk Indonesia, selalu mendukung keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk terus semakin maju.
Terima kasih Bank BRI telah menjadi bagian dari cerita kami dalam membangun usaha, BRI Pahlawan UMKM.